|
Muhammad Rizki Ramadhani Kelas VII A |
Ketika kecil saya bercita-cita menjadi polisi. Saat bermain dengan teman-teman saya selalu mengajak mereka main polisi-polisian. Saya jadi polisi, teman saya jadi maling dan jadi korbannya. Saya sangat suka berperan sebagai intel polisi yang tugasnya melakukan pengintaian. Begitulah keseharian saya semasa kecil. Yang berperan sebagai pencuri dan korbannya selalu berganti, sedangkan polisinya tetap saya.
Tak jarang saya harus baku pukul dengan si “pencuri” karena dia melawan ketika hendak ditangkap(Bercanda). Begitu terobsesinya saya menjadi polisi sehingga ketika sudah SMP pada pelajaran TIK, guru memberi kami tugas membuat tulisan tentang “Cita-citaku”. Yang saya tulis ya cita-cita menjadi polisi. Saya gambarkan dalam tulisan itu seandainya saya jadi polisi, yang paling saya suka adalah intel polisi atau Brimob.
Ada satu hal yang membuat saya terkagum-kagum pada polisi, yakni TEKAB (Tim Khusus Anti Bandit). Tim yang terkenal pada era 70-an itulah yang membuat saya ingin menjadi polisi. Tim yang dibentuk oleh mendiang Anton Sudjarwo itu, begitu ditakuti para penjahat. Penjahat sekaliber apapun jika sudah menjadi target pasti dapat diringkus, bahkan dimatikan. Target TEKAB tak sebatas penjahat criminal, kasus manipulasi dan korupsi uang Negara pun dapat mereka bongkar dalam waktu singkat. Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) dibentuk oleh Anton Sudjarwo. Personil satuan ini diambil dari mantan anggota Resimen Pelopor (Menpor) Brimob Polri. Menpora sendiri dibubarkan pada tahun 1972 karena kebijakan politik Orde Baru. Mantan Menpor diseleksi lagi, sebagian yang berkualifikasi intelijen direkrut ke Tekab, sisanya direkrut ke satuan antiteror bernama Gegana.
Saya selalu berkhayal menjadi polisi yang tak kenal kompromi. Semua pelaku kejahatan akan saya ringkus, tak peduli dia pejabat atau penguasa. Tapi, sayang impian itu tak pernah terwujud. Saya gagal menjadi polisi. Sekarang, yang ada di dalam jiwa saya bukan lagi keinginan menjadi polisi, tetapi mendambakan hadirnya polisi yang berjiwa patriot, berani membela yang benar, menegakkan hukum sesuai dengan idealism kepolisian. Merindukan kembali hadirnya sosok satuan seperti TEKAB yang anggotnya tidak mempan sogokan, dan tidak mengenal takut pada lawan. Saya juga mendambakan hadirnya intel-intel polisi yang mampu dan mau menggulung habis pelaku korupsi, manipulasi dan pemeras di tubuh Polri sehingga tidak ada lagi rekening gendut para jenderal. Juga mendambakan sosok polisi yang mampu memberantas perilaku curang oknum-oknum polisi yang mencari untung dari mempermainkan pasal hukum dan undang-undang. Saya ingin ada sosok polisi pemberani yang bisa membersihkan tubuh polri dari oknum yang selalu berkata “Atas nama hukum”, tapi mereka sendiri melanggar hokum.
Kata-kata “Atas Nama Hukum” mereka gunakan menakuti rakyat yang buta hukum. Seandainya saya jadi polisi, sekarang sudah menyandang bintang di pundak dan sudah banyak polisi nakal yang saya tindak, termasuk jenderal yang punya rekening gendut. Penjara mungkin penuh oleh oknum polisi lalulintas yang suka memeras di jalanan atau pejabat polisi yang sering minta uang ke perusahaan swasta dengan dalih ulang tahun dan berbagai acara seremonial.